PGP-2-Kabupaten_Cianjur-Bambang Widyanarko -1.3-Aksi Nyata
Penggunaan Inkuri Apresiatif dalam Mendesain Ulang Pembelajaran Daring: Studi Kasus Pembelajaran Online Bahasa Inggris Kelas 8 SMPN 1 Cianjur Tahun Pelajaran 2021
oleh BAMBANG WIDYANARKO
widya.bambang@gmail.com; bambangwidyanarko09@guru.smp.belajar.id; bambang4cianjur@blogspot.com
Latar belakang
Pembelajaran Bahasa Inggris Kelas 8 SMPN 1 Cianjur Tahun Pelajaran 2020/2021 sangat terdampak oleh merebaknya COVID-19 yang memaksa Pembelajaran Tatap Muka secara tradisional beralih ke moda online menggunakan internet atau dalam jaringan (daring). Setelah satu tahun pelajaran dilaksanakan, dirasakan perlu untuk mengadakan refleksi dan evaluasi mengenai pembelajaran daring tersebut untuk mengukur persepsi, dan ekspektasi siswa mengenai pembelajaran daring yang dapat digunakan untuk melakukan perbaikan atau desain ulang (redesign) di masa yang akan datang.
Dari sisi pengajar, pembelajaran daring yang dilakukan dengan Google Classroom dan kawan-kawan memiliki beberapa kekurangan. Pertama, teori pembelajaran yang diharapkan yaitu dengan pendekatan saintifik tidak tercermin dalam GC tersebut. Tidak mengukitu proses Mengamati, Menanya, dan seterusnya. Kedua, dari sisi keterampilan berbahasa, CG belum memberi fasilitas untuk keterampilan mendengar,membaca, menulis, dan berbicara. Ketiga, GC belum dapat melaksanakan pembelajaran koperaitf dan kolaboratif. Belum lagi kalau kita mengidentifikasi masalah klasik seperti siswa tidak punya gawai, kuota atau akses, dan orang tua serta faktor lingkungan.
Perancangan ulang ini diperlukan karena design sebelumnya bersifat darurat sehingga tidak memikirkan sisi persepsi dan harapan siswa yang menyebabkan partisipasi dan efektifitas yang rendah. Dengan konsep Inkuiri apresiatif (IA) maka penulis akan memulai perbaikan delivery pembelajaran daring yang diawali survey mengenai apa yang diharapkan oleh siswa mengenai bentuk, kepraktisan dan pelayanan yang diharapkan. Survey ini juga dilaksanakan untuk menningkatkan keterlibatan dan partisipasi siswa dalam menghasilkan desain pembelajaran daring yang efektif. Dalam IA langkah awal adalah menentukan topik afirmatif atau masalah utama yang akan diselesaikan dengan memetakan kekuatan yang ada. Usaha yang akan dilakukan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran daring adalah dengan mengadakan survey secara online. Untuk itulah langkah awal berikutnya adalah merancang kuisoner untuk siswa yang akan menggali data yang dibagi menjadi dua. Bagian A mengenai keadaan demografi mereka secara umum. Bagian B mengukur persepsi dan perilaku siswa mengenai efektifitas pembelajaran daring selama COVID-19.
Deskripsi Aksi Nyata
Dalam melaksanakan proses mencari informasi, sebuah kuesioner dirancang dan diberikan kepada peserta didik yang mengikuti pembelajaran daring. Setelah jawaban kuesioner terkumpul akan diadakan analisa data sederhana. Dari analisa yang dilakukan akan diambil kesimpulan dan keputusan selanjutmya.
Peserta didik diundang untuk mengikuti survey dalam bentuk google form. Undangan dapat diberikan lewat WAG kelas masing-masing atau lewat sistem CBT sekolah. Survey daring ini akan mengidentifikasi hambatan dan harapan siswa mengenai PJJ daring. Jawaban siswa akanmenjadi input yang sangat berharga untuk menghasilkan pemahaman lebih jauh mengenai apa yang diharapkan siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas belajar daring. Pertanyaan survey berisi 45 pertanyaan yang dapat diselesaikan dalam 5-10 menit. Partisipasi siswa dalam survey ini bersifat sukarela dan mereka berhak mundur dari survey kapan pun mereka mau. Peserta survey juga secara sukarela dapat tidak mengisi nama atau informasi identitas sensitif lain.
Berikut ini contoh pertanyaan dalam kuesioner survey (diadaptasi dari Muslimah, 2018):
Bagian A: DEMOGRAFI UMUM
ISILAH IDENTITAS ANDA DENGAN BENAR.
Nama : ____________________________________________________
Jenis Kelamin : ____________________________________________________
Umur : ____________________________________________________
Angkatan : ____________________________________________________
Nomor Telepon : ____________________________________________________
Alat yang digunakan : ________________________________________________
Bagian B:
PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING ANDA ANGGAP SESUAI.
Informasi:
STS : Sangat Tidak Setuju = 1 poin
TS : Tidak Setuju = 2 poin
N : Netral = 3 poin
S : Setuju = 4 poin
SS : Sangat Setuju = 5 poin
Kemudahan dalam mengakses
Merasakan Kegunaan
Kepuasan Siswa
Perancangan Ulang
Kemampuan Perangkat
ISIAN SINGKAT
40. Apa yangpaling kamu sukai dari pembelajaran daring B. Inggris?
41. Apa yang harus diubah pada pembelajaran daring B. Inggris yang sekarang berlangsung?
42. Apa yang ingin anda lihat pada desain baru pembelajaran daring B. Inggris?
43. Apakah anda bersedia terlibat dalam proses desain ulang pembelajaran daring B. Inggris?
44. Apakah anda mempunyai saran?
45. Apakah anda menghadapi tantangan atau kesulitan menggunakan GCR?
Hasil dari Aksi Nyata yang dilakukan
Hasil dari kuesioner di atas dapat memberikan data yang dibagi menjadi tiga tema; demografi siswa, keseringan mengakses intenet, dan response siswa terhadap pembelajaran daring bahasa inggris. Tedapat pula empat subtema yaitu kemudahan akses, persepsi manfaat, komunikasi dan interaksi, dan kepuasan siswa.
Dari data yang terkumpul, jumlah responden adalah 190 dari 316 siswa yang melengkapi kuesioner didominasi oleh 132 putri dengan 58 responden putra. Ternyata lebih dari 70% responden menggunakan internet lebih dari satu kali dalam sehari. Ini berarti kebanyakan siswa telah familiar dengan penggunaaan internet dan program berbasis web.
Berdasarkan temuan dari keseluruhan kuesioner, nilai tertinggi atau respon paling positif dari siswa ada pada pertanyaan mengenai kemudahan mengumpulkan tugas (Submitting assignment) sedangkan yang terendah ada pada pertanyaan Guru menunjukkan antusiasme ketika mengajar dengan Google Classroom. Data awal yang diperoleh ini sangat berharga dalam menguji persepsi siswa dalam pembelajaran daring serta menemukan titik kelemahan yang dapat diperbaiki. Ini yang merupakan titik awal dari proses mendesain ulang pembelajaran ke depan.
Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan (kegagalan maupun keberhasilan)
Kesimpulan dari pelaksanaan survey pembelajaran daring bahasa inggris ini sangat berharga untuk proses perbaikan PJJ daring ke depan. Secara umum siswa menyatakan bahwa mengakses Google Classroom serta fitur PJJ lain itu mudah. Google Classroom dan fitur lainnya juga dianggap bermanfaat oleh siswa. . Namun Google Classroom dianggap belum dapat mengembangkan komunikasi dan interaksi yang meningkatkan bahasa inggris mereka. Kebanyakan siswa belum merasa puas dengan pembelajaran karena pertemuan sangat terbatas. Hasil dari survey ini setidaknya memberikan sinyal bahawa PJJ daring yang telah dilaksanakan cukup berguna akan tetapi banyak fitur yang perlu diperbaiki.
Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang
PJJ bahasa inggris di masa pademi COVID-19 merupakan tantangan yang harus dijawab oleh semua pihak. Untuk siswa, diaharapkan mereka lebih mempersiapkan diri dengan baik. Mereka sabaiknya mampu menggunakan Google Classroom dan fitur-fitur lain secara tepat dan kreatif. Siswa juga diharapkan lebih meningkatkan partsipasi mereka agar PJJ menjadi lebih baik, lebih melibatkan dan lebih berpihak pada siswa.
Selain dari sisi siswa, guru juga diharapkan untuk lebih memberi perhatian dan membantu siswa yang kesulitan dalam menggunakan GCR dan fitur lainnya. Guru harus membuat pembelajaran lebih menjadi interaksi sosial. Tidak kalah penting, guru harus senan tiasa menunjukkan antusiasme dalam mengajar dan menjelaskan materi serta sering memeri balikan atau feedback kepada murid sehingga mereka lebih paham mengenai pelajaran.
Akhirnya, proses perancangan pembelajaran daring bahasa inggris kelas 8 di SMPN 1 Cianjur telah dilaksanakan. Dengan inspirasi konsep inkuiri apresiatif dan penelitian ilmiah diharapkan tercipta PJJ daring yang lebih efektif dan berpihak pada murid. Kita harapkan pula tulisan ini dapat memeberikan pencerahan bagi guru-guru lain dalam melakuka refleksi akhir tahun serta mendesain ulang pembelajaran agar lebih berpihak pada murid. Salah satu caranya adalah dengan melibatkan persepsi dan ekspektasi mereka terhadap pembelajaran.
● Dokumentasi proses dan hasil pelaksanaan berupa foto-foto atau video-video singkat berikut caption/narasi singkat nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar